Penafsiran Aqiqah serta Sejarahnya di Dalam Islam

Penafsiran Aqiqah serta Sejarahnya di Dalam Islam

Kelahiran seseorang anak senantiasa diimpikan tiap keluarga. Tradisi balita baru lahir dalam kehidupan bermasyarakat kerap ditemukan. Anak merupakan buah hati anugerah terindah dari Allah SWT, sepantasnya orang tua wajib mensyukuri atas kelahiran bayinya. Melahirkan seseorang balita merupakan selaku wujud perjuangan yang luar biasa untuk seseorang bunda yang mempertaruhkan hidup serta mati. Salah satu metode mensyukuri atas kelahiran si balita merupakan dengan metode mengaqiqahkan anaknya. Penafsiran aqiqah merupakan menyembelih fauna ternak berkenaan dengan kelahiran anak cocok dengan syarat yang terdapat.

Baca pula: Makna Suudzon dalam Islam serta Hukumnya

Sejarah Aqiqah

Di dalam syariat aqiqah ialah terdapatnya kegiatan menyembelih 2 ekor kambing buat anak pria serta satu ekor kambing buat anak wanita. Aktivitas ini telah dicoba semenjak era jahiliah. Tetapi di masa itu penerapannya berbeda semacam yang dituntunkan nabi Muhammad SAW metode aqiqah .

Buraida mengatakan, kalau dulu kami pada masa jahiliah bila salah satu di antara kami mempunyai anak, hingga orang itu hendak menyembelih kambing serta melumuri kepala balita itu dengan darah kambing. Setelah itu kala Islam mulai masuk, hingga penerapan aqiqah dicoba dengan menyembelih kambing setelah itu mencukur rambut sang balita serta melumurinya dengan minyak wangi.

Dari sejarah aqiqah di atas, terlihat jelas kalau perilaku Islam terhadap adat istiadat yang telah biasa dijalankan serta berlaku di warga. Secara tegas, Islam sudah cocok dengan guna yang diturunkannya selaku lambang kasih sayang serta mengetuai ke arah yang benar.

Cuma di Umroh. com, Kamu hendak memperoleh tabungan umroh sampai jutaan rupiah! Ayo unduh saat ini pula!

Penerapan aqiqah yang cocok dengan syar’ i pastinya wajib berpegang pada hadits biar tuntunannya cocok dengan yang sempat dituntunkan rasulullah. Perihal ini butuh dicoba sebab banyak orang yang melaksanakannya tidak cocok dengan tuntunan yang dicoba oleh Nabi Muhammad SAW. Hingga dari itu di dasar ini diberikan sebagian hadits tentang aqiqah yang butuh dikenal.

penafsiran aqiqah

Abdullah bin Buraidah dari bapaknya, melaporkan kalau Nabi Muhamad SAW bersabda,“ Aqiqah itu disembelih di hari ke 7 ataupun hari ke 14 ataupun ke 21( HR. Baihaqi juz 9, perihal 303). Diriwayatkan di hadits tersebut menimpa diperbolehkannya buat melaksanakan aqiqah di hari ke 14 serta ke 21. Perihal tersebut merupakan dla’ if sebab di dalam sanadnya ada perawi yang bernama Ismail bin Muslim Al- Makkiy.

Apa itu Aqiqah? Jasa aqiqah Jakarta dan Bekasi

Umroh. com merangkum, kata aqiqah berasal dari bahasa arab maksudnya penyembelihan fauna dari kelahiran seseorang anak pada hari yang ketujuh. Aqiqah pula berarti rambut yang berkembang di kepala anak yang baru lahir. Bagi sebutan Islam Aqiqah merupakan menyembelih fauna ternak berkenaan dengan kelahiran anak, selaku fakta rasa syukur kepada Allah SWT, dengan syarat- syarat tertentu bagi syariat. Bagi sunnah Rasulullah SAW, anak pria 2 ekor kambing sebaliknya balita wanita disembelihkan satu ekor kambing.

Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam pula menarangkan penafsiran aqiqah dalam sabdanya,

“ Dari Samurah bin Jundab ia mengatakan: Rasulullah bersabda: Tiap balita tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan( kambing) untuknya pada hari ke 7, dicukur serta diberi nama.”( Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’ I 7/ 166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/ 7- 8, 17- 18, 22, Angkatan darat(AD) Darimi 2/ 81, serta lain- lainnya)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *